Penjelasan Cara Menghitung Safety Stock

Penjelasan Cara Menghitung Safety Stock

Posted on
Penjelasan Cara Menghitung Safety Stock

NinoPedia.com – Mereka membutuhkan sistem manajemen rantai pasokan untuk mendukung operasi mereka untuk perusahaan perdagangan. Nah, safety stock merupakan salah satu manajemen yang membantu supply chain berfungsi lebih jauh sehingga keterlambatan pengiriman suatu barang bisa diminimalisir.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan safety stock? Bagaimana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari mengadopsi safety stock? Bagaimana perhitungan dilakukan?

Baca artikel safety stock ini sampai habis dan dapatkan solusinya.

Table of Contents

Pengertian Safety Stock adalah

Assauri menyatakan bahwa safety inventory merupakan persediaan yang dibuat oleh perusahaan untuk menghindari kekurangan permintaan dalam keadaan pasar yang tidak terduga. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap persediaan memerlukan selang waktu tertentu sebelum barang yang dipesan tiba.

Sementara itu, Chase, Jacobs dan Aquilano percaya bahwa safety stock adalah jumlah persediaan produk yang ditambahkan ke permintaan awal untuk mengantisipasi total permintaan barang di masa depan.

Berdasarkan argumen para ahli tersebut di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa safety stock adalah cara untuk mengurangi penipuan dalam persediaan produk perdagangan.

Sistem stok pengaman ini digunakan dalam sistem akuntansi perusahaan dagang untuk menentukan jumlah suatu produk. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan khusus agar persediaan produk dapat memenuhi permintaan konsumen.

Peran Penting Safety Stock

Stok pengaman atau safety stock memegang peranan penting dalam pengelolaan rantai pasok. Sistem ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan profitabilitas, memprediksi perubahan permintaan pasar dan menyederhanakan pembuatan barang.

Seperti kita ketahui bahwa hukum penawaran dan permintaan terus dipengaruhi oleh keadaan pasar, perusahaan harus mengadopsi stok pengaman untuk mengantisipasi perubahan permintaan dan memanfaatkan keuntungan jika kondisi pasar terus berubah.

Stok pengaman juga diperlukan untuk memastikan tingkat persediaan yang tepat. Jika persediaan terlalu banyak, aliran uang di modal perdagangan akan terhenti. Di sisi lain, jika persediaan terlalu rendah, perusahaan akan mengalami stok.

Beberapa faktor yang menyebabkan saham termasuk perubahan permintaan, eksekusi prediksi yang salah, dan waktu tunggu yang sangat bervariasi. Inilah sebabnya mengapa stok pengaman dapat digunakan untuk menekan persediaan dengan membandingkan jumlah tingkat pelayanan yang berbanding lurus dengan volume persediaan.

Sebagai contoh dasar, ABC menawarkan tingkat layanan 98% yang diantisipasi, yang berarti hanya 98% dari 2% pesanan yang dapat ditangani dari stok. Angka ini dapat diturunkan dengan menggunakan perhitungan rumus safety stock.

Masalah Yang Timbul Akibat Perhitungan Safety Stock Yang Tidak Tepat

Sistem persediaan seringkali menghadirkan masalah yang signifikan dengan jumlah barang yang dibutuhkan, baik bahan baku maupun barang jadi. Seringkali perusahaan juga mengalami kekurangan persediaan sementara yang lain memiliki terlalu banyak persediaan.

Masalah ini pasti akan berpengaruh signifikan terhadap kelancaran proses manufaktur, seperti masa tunggu yang lama yang dapat meningkatkan lead time untuk mengalaminya berbeda dari yang dijadwalkan sebelumnya.

Cara Menghitungnya

Dalam penghitungan service level, Anda bisa menggunakan rumus SS yang bisa dilihat berdasarkan data actual demand. Selanjutnya, dilakukan perhitungan standar deviasi lalu dikalikan dengan safety factor. Berikut ini adalah rumus lengkapnya.

Safety Stock = safety factor × standar deviasi atau, Safety Stock = Z×√((PC/T)×σD)

Berdasarkan rumus diatas, maka diketahui bahwa Z adalah safety factor, PC adalah performance cycle, σD adalah standar deviasi dan T adalah siklus periode demand

Safety Stock = (Penjualan maksimal harian × Waktu tunggu maksimal) – (Penjualan rata-rata harian × Waktu tunggu rata-rata)

Keterangan:

Perhitungan pada rumus ini diangkat dengan menggunakan reorder point, dan hanya digunakan saat perubahan pasat terjadi dalam jangka waktu yang lama atau lebih dari 2 tahun. Perhitungan reorder point ini masih bisa diperbaiki bersamaan dengan penyusunan laporan laba rugi setiap 3 bulan sekali.

Misalnya

Terdapat suatu gudang distribusi yang melakukan pemasaran plastic roll untuk digunakan sebagai packing daging dalam suatu industri makanan. Keperluan rata-ratanya selama seminggu adalah 50 roll, std deviasi keperluan mingguannya sebanyak 10 roll

Std deviasi lead time sebanyak 0. Sedangkan proses produksi lead time yang stabil adalah sebanyak 7 hari dan lead time pengiriman dari pabrik ke gudang adalah 1 hari, sehingga totalnya adalah 8 hari penuh. Deviasi keperluannya dihitung setiap 1 minggu sekali.

Dalam hal ini, maka kita bisa menggunakan rumus Safety stock = Z x √ (PC/T) x σD

Bila suatu service level yang Anda inginkan adalah sebanyak 95%, yang mana pihak manajemen mengharapkan 100 kali order yang diterima, dan hanya diperbolehkan terjadi stock out sebanyak 5 kali, maka table service level bisa didapatkan dengan safety factor sebanyak 1.65 untuk 95% service level.

Lalu dari data diatas, maka diketahui bawa PC nya adalah 8 hari, dengan 7 hari manufacturing lead time dan 1 hari lead time pengiriman dari pabrik ke gudang.

T = 7 hari bila siklus demand per minggu, sehingga bila diterapkan pada rumus akan menjadi Safety stock = 1.65 x √ (8/7) x 10 roll = 18 roll

Itulah jumlah dari stok pengaman yang harus disimpan di dalam gudang, guna mengantisipasi demand dan juga deviasinya sebanyak 10 roll per minggu dengan total lead time selama 8 hari. Lantas bagaimana bila lead time bervariasi, misalnya 1 hari deviasi lead time atau =0,14 minggu

Safety stock = safety factor x √[(PC/T x σD^2 ) + ( σLTLT x D rata-rata)^2]

= 1.65 x √[(8/7 x 10^2 ) + ( 0.14 x 50)^2] = 1.65 x √[114.3 + 49] = 21 roll

Bila ternyata lead ini mempunyai deviasi 1 hari atau 0,14 minggu, maka untuk safety stock nya akan meningkat menjadi 21 roll.

Hasil tersebut membuktikan bahwa variasi demand adalah faktor yang sangat dominan dalam menentukan suatu safety stock. Pengaruh ini bisa dibilang hampir 10 kali lipat dari variasi yang terjadi pada lead time.

Ada dua cara untuk bisa mengurangi stok pengaman, yaitu dengan mengurangi deviasi demand, dan dengan mempertimbangkan nilai service level. Tentunya hal ini dilakukan bila pelanggan tidak memerlukan service level yang tinggi, maka akan diturunkan service level nya.

Bila stok pengaman ini sudah berhasil ditetapkan, maka harus dilakukan monitoring secara teratur terkait bagaimana penggunaan safety stock tersebut. Bila yang digunakan hanyalah setengah, maka disarankan untuk melakukan evaluasi ulang pada nilai service level nya.

Kesimpulan

Perusahaan dagang membutuhkan sistem manajemen rantai pasok untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Safety stock merupakan persediaan yang disiapkan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya kekurangan persediaan pada saat kondisi permintaan pasar tidak menentu.

Untuk itu diperlukan perhitungan khusus agar persediaan produk dapat memenuhi permintaan pelanggan. Perusahaan harus menerapkan stok pengaman guna mengantisipasi perubahan permintaan dan mengambil keuntungan lebih banyak.

Sistem ini dirancang untuk memaksimalkan keuntungan dan memudahkan penjadwalan produksi barang. Stok pengaman juga diperlukan untuk menentukan tingkat persediaan yang tepat. Jika persediaan terlalu banyak, maka peredaran uang dalam modal perdagangan perusahaan akan terhenti.

Demikian Penjelasan Mengenai Safety Stock Beserta Manfaat dan Cara Hitungnya, Semoga Bermanfaat dan baca terus informasi yang ada disini.